Setelah masa-masa kejayaan era
Racing telah kurang diminati oleh mayoritas scooterist, maka pada dekade
2003-an banyak sekali para pengendara scooter yang mengubah aliran atau
kiblat mereka yang semula mengacu pada gaya racer kini mereka mengacu
pada vespa kumuh atau yang biasa disebut dengan Rat Bike, Vespa
Gembel/Rat Scooter.
Gaya ini sangat bertentangan
dengan hakikat asli sebuah penggemar vespa. Dimana vespa yang selalu di
identikkan sebagai kendaraan yang lucu, imut bahkan pada saat launching
vespa si empunya pun sempat berkata “sembra una vespa” yang di dalam bahasa Indonesia diartikan “vespa tu kayak tawon”.
Dalam perjalanannya di Indonesia sendiri, para penggemar scooter jenis
vespa ini pun pada saat trend vespa kumuh itu pun merebak bagaikan jamur
di musim hujan. Dalam berbagai event vespa ratusan bahkan ribuan vespa
kumuh pun bertebaran di mana-mana. Dari berbagai kekumuhan pun
muncul. Mulai dari yang mengusung tema Army, Kumuh, Long Chassis,
sampai sespan kumuh dengan asesoris yang mendukung perkumuhan mereka.
Namun dalam perjalanannya para Rat Biker ini, mereka sering mendapatkan
komentar dar para warga yang dilewati oleh motor mereka dari berbagai
komentar tersebut ada yang berkata suka karena bisa digunakan sebagai
hiburan dan ada yang tidak suka karena suara yang bising dan tidak enak
untuk dipandang. Selain komentar dari para warga, mereka juga mempunyai
satu penghalang dalam perjalanan mereka yaitu Polisi sebagai aparat
penegak hukum mereka harus menegakkan hukum, karena hukum berlaku untuk
setiap warga negara.
Sehingga tak pelak seorang Rat Biker apabila mengeluh tentang
perjalanna yang terganggu akibat berseberangan prinsip dengan
Undang-Undang yang berlaku. Namun mereka (pengendara Rat Bike, red)
dengan tampang cuek, mereka berlalu dan seraya berkata “Inilah gayaku,
dan inilah hidupku…!!!”. Salut bro…
Setelah era kumuh kini sedikit
berkurang, pada awal tahun 2005 hingga tahun 2006 muncullah era baru
bagi para scooterist dimana mereka mau merogoh kocek lebih dalam lagi
untuk mengoperasi vespa kesayangan untuk di ubah dengan aliran Chopper.
Aliran yang umumnya dianut oleh kalangna motor udug atau motor gede,
maka menyebarlah sampai ke tangan-tangan kreatif para scooterist ini
untuk menyulap motor mereka bak motor chopper. Aliran ini cukup banyak
diminati karena di Indonesia sendiri aliran chopper untuk jenis scooter
ini baru pertama kali muncul pada awal tahun 2005-an. Hampir pada
setiap event banyak sekali kontes yang di buka untuk unjuk kebolehan
para builder Scooter Chopper ini.
Seiring maraknya modifikasi vespa
chopper ini, hal kritik mengenai modifikasi jenis ini juga muncul dari
berbagai kalangan penggemar vespa. Diantaranya yaitu, modifikasi jenis
ini merubah bentuk total bodi vespa dan aplikasi rangka monochoque
yang diusung vespa dari pabriknya sana cenderung hilang dan kebanyakna
dari para builder ini hanya mengambil mesinnya saja dan banyak sekali
rangka asli vespa yang hampir tidak terlihat atau malah hilang sama
sekali. Dan hal inilah yang membuat ciri khas vespa yang asli menjadi
hilang. Selain bentuk Chopper para Scooterist ini juga banyak yang
“mengolorkan” (memanjangkan) chassis vespa mereka menjadi 2, 3, bahkan
sampai 4 meter. Hal ini seperti inilah yang membuat seorang Scooterist
kehilangan jati dirinya sebagai penggila vespa sejati.
Setelah masa Chopper dan Long Chassis
kurang diminati oleh kalangan scooterist, kini muncullah aliran Retro.
Aliran ini yaitu aliran yang mengembalikan vespa seperti original atau
hampir sama dengan original. Tujuan dari aliran ini adalah
mengembalikan bentuk semula vespa seperti pada saat kejayaannya dulu.
Berbagai aliran Retro dari mods, sampai aliran original pun muncul.
Para penggila aliran Retro ini mereka identik dengan kebersihan.
Mereka memodifikasi vespa mereka dengan mengaplikasikan cat yang unik
sesuai dengan trend modifikasi tahun 1965-1980 an. Dengan cat dan
aksesoris yang sesuai dengan bentuk dan bersih, merekalah (penganut
aliran vespa, red) penyeimbang dalam komunitas Vespa di Indonesia.
Karena dengan munculnya kembali vespa-vespa yang hampir menyerupai
dengan original pabrik ini, mereka mampu mengembalikan citra para
Scooterist Indonesia di mata Internasional sehingga para pengendara
vespa di Indonesia ini mampu disejajarkan dengan para rider vespa di
penjuru dunia.
Dari semua tulisan di atas tadi dapat
kita simpulkan bahwa berbeda aliran modifikasi bukanlah sebuah masalah
namun, meskipun berbeda aliran modifikasi, sesama para scooterist tetap
harus bersatu…tulisan ini hanyalah sebagai gambaran dari seorang
penghobi vespa yang selalu mengikuti perkembangan Brother Scooterist
semua yang ada di Indonesia. Salut kepada bro scooterist semua atas
loyalitas yang tinggi terhadap kendaraan asli Italy ini. Lestarikan
vespa tua yang tersisa di Indonesia. . . !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar